LOMBOK TENGAH, MP
Untuk memutus matai rantai penularan virus corona atau yang dikenal dengan Covid-19 di Lombok Tengah, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Bupati Lombok Tengah. Dan kini Bupati dua periode tersebut, bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lombok Tengah dan para tuan guru dan tokoh agama se Lombok Tengah juga akan berikhtiar memutus penularan virus tersebut.
Bertempat di Pendopo Bupati, semua pengurus MUI sampai ke tingkat kecamatan, termasuk para tuan guru dan tokoh agama di setiap kecamatan tersebut diundang oleh Bupati.
Dalam kesempatan itu, Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT, SH menyatakan, saat ini kita di seluruh dunia, bahkan di negara kita termasuk di Lombok Tengah tercinta sedang diberikan rahmat dan ujian oleh Allah SWT berupa Covid-19. Bahkan sudah sekitar empat bulan pihaknya beriktiar memutus mata rantai penularan covid-19 paling tidak mengurangi penularannya.
Selama ini menurut Bupati, pihaknya merasakan sudah mulai kekurangan tenaga, kemampuan dan segalanya dan tidak mampu untuk menangani masalah ini secara sendiri oleh Pemda Lombok Tengah kalau tidak secara bersama-sama menangani persoalan ini.
Bahkan pemerintah sudah mulai berfikir, kalau akan terus menerus seperti ini keadaannya, negara ini bisa bangkrut, bahkan utang negara akan terus bertambah. Sebab biaya untuk rapid test tahap awal saja biayanya Rp 500 ribu, namuan apabila hasilnya reaktif hasil swebnya maka biayanya Rp 1,5 Juta. Tetapi kalau hasilnya positif maka harus melalui perawatan dan dalam ruangan khusus yang per orang itu biayanya sampai Rp 165 Juta. “Dari biaya per orang saja dari keterangan direktur rumah sakit yang saya tanya sampai Rp165 Juta per orang,” kata Bupati.
Dengan kondisi seperti ini, semua bidang telah terdampak akibat covidl9 ini, sehingga pihaknya berharap kepada para tuan guru dan para tokoh agama yang paling dekat dengan ummat dan masyarakat, sehingga suara para tuah guru ini sangat didengar oleh masyarakat.”Saya berHarap keterlibatan para tuan guru dan seluruh elemen masyarakat dalam memutus rantai penulalaran covid ini di Lombok Tengah”,harap Bupati.
Lebih jauh, Bupati menegaskan bahwa penanganan covid19 tidak bisa dibebankan penanganannya kepada hanya satu pihak saja. Melainkan siapa saja yang ada di Lombok Tengah ini dan dimana saja berada dalam penanganan Covid-19 ini kalau hanya mengharapkan orang lain yang akan membebaskan kita, itu semua tidak bisa. Sehingga masing-masing kita harus bertindak sebagai subjek dan objek dalam melindungi diri kita. “Yang ditakutkan dalam covid-19 ini karena terlalu cepat menular, sehingga selain gejala dan lain sebagainya bukannya semakin menurun melainkan semakin naik. Bahkan dokter dan perawat saja terkena oleh virus ini dan tidak memilih siapa-siapa sehingga ini yang kita takutkan," tegas HM Suhaili.
Dengan demikian Bupati berharap, para tuan guru dan tokoh agama ini bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahkan bila perlu di setiap khutbah bisa disisipkan himbauan untuk selalu jaga kebersihan, jaga jarak dan selalu menggunakan masker sehingga bisa dituntaskan penyebaran virus ini.
Langkah-langkah yang harus disepakati dalam penanganan covid19 ini kata Bupati, bagaimana memaksimalkan lagi iktiar kita untuk memutus penyebaran dan penularan . covid-19 di Lombok Tengah, seiring dengan melatih dan mempersiapkan dan mendisiplinkan masyarakat untuk bagaimana pola hidup baru nanti.
Selain itu, ada lima cara yang hams kita laksanakan kata Bupati, yaitu jaga kebersihan anggota badan kita, keluarga kita bahkan tetangga kita termasuk gubuk gempeng kita semua paling tidak dengan rajin cuci tangan. Kemudian, jaga kesehatan. Jaga aktifitas dan jaga kegiatan termasuk jaga jarak dan tetap menggunakan masker. Untuk menghadapi hidup normal ini belum berani kita lakukan karena ma§yarakat kita masih belum siap, sehingga kami harapkan untuk melaksanakan itu semua mari kita bergerak bersama-sama se Lombok Tengah.
Yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam melakukan gerakan inii kata Bupati yaitu, sosialisasi edukasi (mendidik), simulasi, fasilitasi dan kontrolisasi. I wan