Festival kopi bertemakan ‘Kupi Gubug’ diselenggarakan di Hortipark Karang Sidemen, Lombok Tengah, NTB.
Festival kopi ini dilaksanakan selama dua hari dari Sabtu-Minggu tanggal 28-29 September dengan menghadirkan kopi pilihan terbaik brand kopi lokal. Setidaknya ada 7 brand kopi yang dipamerkan yang merupakan produksi warga di pinggirkan gunung Rinjani itu.
Dalam Festival Kopi Gubug ini dimeriahkan juga oleh pasar kuliner produksi lokal yang dibanjiri oleh berbagai kalangan yang datang. Selain menikmati kopi, mereka juga disuguhkan kuliner yang nikmat menemani suguhan kopi.
Rangkaian kegiatannya dimulai dari atraksi Tujak Kupi atau menggiling kopi secara tradisional kemudian lomba roasting kopi dan coffee trip. Tampil menghibur pengunjung, Ary Juliant dan sejumlah band indi sasak.
Panitia kegiatan ini, Forum Pemuda Lombok Tengah menyatakan kegiatan ini adalah salah satu cara untuk mengangkat brand kopi lokal produksi warga. Harapannya kopi lokal Lombok Tengah bisa dikenal luas dan dinikmati oleh semua lapisan.
Selain itu, Festival Kopi Gubug ini bertujuan untuk membuka peluang usaha bagi UMKM yang memproduksi kopi.
” Brand kita tidak kalah bagusnya, cita rasa kopi kita juga tak kalah nikmatnya. Kita ingin dunia luar tahu soal ini. Mereka bisa menikmati kopi yang nikmat di Lombok Tengah, yang diproduksi di Desa wilayah utara Lombok Tengah,” kata Ferdi Suhaili, Ketua Forum Pemuda Lombok Tengah.
Di Lombok Tengah, setidaknya ada 3-4 desa yang menjadi pusat produksi kopi, seperti Desa Steling, , Lantan Dan Karang Sidemen.
Sementara itu, Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT yang ditemani oleh sejumlah pejabat Lingkup Pemda Lombok Tengah menyatakan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia berharap dengan Festival Kopi Gubug ini bisa menguatkan branding kopi produksi Lombok Tengah.
Menurutnya, Kopi produksi Lombok Tengah bisa bersaing dengan kopi dari daerah lain. Bahkan brand kopi Lombok Tengah bisa menyamai Brand Kopi terkenal asal Amerika seperti Starbucks asalkan pengelolaannya diseriuskan.
” Itu kan soal branding saja. Kalau dia kan Starbucks namanya. Gimana kalau kita namakan brand kita Kopi Starkdebucks, Bintang Kopi Dari Gubug. Sedotannya bisa dari bambu yang sudah diekspor,” katanya.
Pihaknya, kata ketua Golkar ini terus mendorong UMKM untuk berkembang, terutama kopi ini. Ia meyakini seiring berkembangnya pariwisata Mandalika Resort dan MotoGP, kopi Gubug produksi Lombok Tengah akan semakin dikenal dan bisa dinikmati oleh wisatawan.
” Tinggal bagaimana kita menangkap peluang tersebut,” tukasnya.
Selain itu, dalam Festival Kopi Gubug ini, dilaounching juga Bumi Perkemahan Terpadu dengan luas areal mencapai 360 Hektar. Lokasi ini menjadi lokasi perkemahan terluas di Indonesia mengalahkan Cibubur.
Festival kopi ini dilaksanakan selama dua hari dari Sabtu-Minggu tanggal 28-29 September dengan menghadirkan kopi pilihan terbaik brand kopi lokal. Setidaknya ada 7 brand kopi yang dipamerkan yang merupakan produksi warga di pinggirkan gunung Rinjani itu.
Dalam Festival Kopi Gubug ini dimeriahkan juga oleh pasar kuliner produksi lokal yang dibanjiri oleh berbagai kalangan yang datang. Selain menikmati kopi, mereka juga disuguhkan kuliner yang nikmat menemani suguhan kopi.
Rangkaian kegiatannya dimulai dari atraksi Tujak Kupi atau menggiling kopi secara tradisional kemudian lomba roasting kopi dan coffee trip. Tampil menghibur pengunjung, Ary Juliant dan sejumlah band indi sasak.
Panitia kegiatan ini, Forum Pemuda Lombok Tengah menyatakan kegiatan ini adalah salah satu cara untuk mengangkat brand kopi lokal produksi warga. Harapannya kopi lokal Lombok Tengah bisa dikenal luas dan dinikmati oleh semua lapisan.
Selain itu, Festival Kopi Gubug ini bertujuan untuk membuka peluang usaha bagi UMKM yang memproduksi kopi.
” Brand kita tidak kalah bagusnya, cita rasa kopi kita juga tak kalah nikmatnya. Kita ingin dunia luar tahu soal ini. Mereka bisa menikmati kopi yang nikmat di Lombok Tengah, yang diproduksi di Desa wilayah utara Lombok Tengah,” kata Ferdi Suhaili, Ketua Forum Pemuda Lombok Tengah.
Di Lombok Tengah, setidaknya ada 3-4 desa yang menjadi pusat produksi kopi, seperti Desa Steling, , Lantan Dan Karang Sidemen.
Sementara itu, Bupati Lombok Tengah, Suhaili FT yang ditemani oleh sejumlah pejabat Lingkup Pemda Lombok Tengah menyatakan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia berharap dengan Festival Kopi Gubug ini bisa menguatkan branding kopi produksi Lombok Tengah.
Menurutnya, Kopi produksi Lombok Tengah bisa bersaing dengan kopi dari daerah lain. Bahkan brand kopi Lombok Tengah bisa menyamai Brand Kopi terkenal asal Amerika seperti Starbucks asalkan pengelolaannya diseriuskan.
” Itu kan soal branding saja. Kalau dia kan Starbucks namanya. Gimana kalau kita namakan brand kita Kopi Starkdebucks, Bintang Kopi Dari Gubug. Sedotannya bisa dari bambu yang sudah diekspor,” katanya.
Pihaknya, kata ketua Golkar ini terus mendorong UMKM untuk berkembang, terutama kopi ini. Ia meyakini seiring berkembangnya pariwisata Mandalika Resort dan MotoGP, kopi Gubug produksi Lombok Tengah akan semakin dikenal dan bisa dinikmati oleh wisatawan.
” Tinggal bagaimana kita menangkap peluang tersebut,” tukasnya.
Selain itu, dalam Festival Kopi Gubug ini, dilaounching juga Bumi Perkemahan Terpadu dengan luas areal mencapai 360 Hektar. Lokasi ini menjadi lokasi perkemahan terluas di Indonesia mengalahkan Cibubur.